Homepage/ report text tentang tanah longsor dalam bahasa inggris. Tag: report text tentang tanah longsor dalam bahasa inggris. Artikel Teks Bahasa Inggris Tentang Fenomena Alam "AURORA" Lengkap Dengan Terjemahan dan Daftar Kosakata Baru. By Pustaka Bahasa Inggris Posted on March 19, 2019 November 2, 2019.
AbstrakKejadian bencana tanah longsor semakin sering terjadi di Indonesia, termasuk di Kabupaten Banjarnegara. Bencana tanah longsor kembali menimpa warga Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah pada hari Jumat, 12 Desember 2014 jam WIB. Tipologi tanah longsor yang terjadi adalah tipe rotasi, yang kemudian ke arah bawah berkembang menjadi aliran debris akibat material longsoran yang bercampur dengan massa air yang sangat jenuh. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya tanah longsor di Banjarnegara 12 Desember 2014 antara lain adalah geomorfologi terbentuk oleh perbukitan di sedang sampai terjal, batuan penutup berupa soil berasal dari pelapukan batuan breksi vulkanik, terbentuknya rekahan batuan di bagian atas mahkota longsor, curah hujan yang sangat ekstrim, terbentuk mataair pada bagian atas dan tengah bukit, tataguna lahan yang sudah banyak berubah dan aktivitas manusia yang sudah menjarah daerah kritis. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya tanah longsor, tetapi dari hasil analisis ada tiga faktor utama penyebab terjadinya tanah longsor yaitu terjadinya hujan ekstrim lebat selama tiga hari berturut-turut sebelum terjadi longsor, topografi pembentuk tanah longsor sangat terjal, tanah soil hasil pelapukan batuan sangat tebal dan bersifat menyerap air sehingga mudah jenuh. Berkaitan dengan hal tersebut sangat dibutuhkan berbagai kegiatan pengurangan risiko bencana PRB untuk meminimalisasi jumlah korban baik jiwa maupun harta. Kata kunci Tanah Longsor, Banjarnegara, Topografi Terjal, Soil Tebal, Curah Hujan Ekstrim, Pengurangan Risiko Bencana To read the full-text of this research, you can request a copy directly from the author.... Kondisi tektonik di Indonesia yang membentuk morofolagi tinggi, patahan, batuan vulkanik yang mudah rapuh serta ditunjang dengan iklim di Indonesia yang berupa tropis basah, sehingga menyebabkan potensi tanah longsor menjadi ini ditunjang dengan adanya degradasi perubahan tataguna lahan akhir-akhir ini, menyebabkan kejadian tanah longsor menjadi semakin faktor antropogenik dan alam sering merupakan penyebab terjadinya longsor yang memakan korban jiwa dan kerugian harta benda. Naryanto, 2013;Naryanto, 2017. Wang et al.2017mengatakan bahwa kejadian tanah longsor berhubungan dengan berbagai faktor seperti presipitasi, geologi, jarak dari patahan, vegetasi, dan topografi. ...... Tanah longsor terjadi karena dua faktor utama yaitu faktor pengontrol dan faktor pengontrol adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material itu sendiri seperti kondisi geologi, kemiringan lereng, litologi, sesar dan kekar pada pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut seperti curah hujan, gempabumi, erosi kaki lereng dan aktivitas manusia Naryanto, 2013;Naryanto, 2017. Tanah longsor adalah bencana alam yang mengakibatkan hilangnya nyawa manusia dan menyebabkan kerusakan luas pada properti dan longsor, secara umum mencakup semua gerakan ke bawah atau tiba-tiba material permukaan seperti tanah liat, pasir, kerikil dan longsor merupakan salah satu bencana utama yang merusak di daerah pegunungan, yang diaktifkan karena pengaruh gempa bumi dan curah hujan . ...... Berdasarkan analisis data drone, maka dapat diketahui kemiringan lereng pada permukiman di utara lokasi longsor secara detail didominasi kelerengansangat curam. Data ini dijadikan acuan untuk perkiraan kelas lereng pada lokasi sebelum data SRTM 30m maka dapat diketahui kemiringan lereng pada sekitar permukiman di utara lokasi longsor mirip dengan kemiringan lereng pada lokasi longsor Naryanto et al., 2017. ...Heru Sri NaryantoHasmana SoewanditaDeliyanti GaneshaAgus KristijonoABSTRAK Bencana tanah longsor di Indonesia semakin sering terjadi dari tahun ke tahun. Bencana tanah longsor telah terjadi di Dusun Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur pada tanggal 1 April 2017. Lokasi tanah longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, terletak pada zona kerentanan tinggi. Tipologi tanah longsor berupa longsoran bahan rombakan, yang kemudian ke arah bawah Kali Tangkil berkembang menjadi tipe aliran bahan rombakan. Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya tanah longsor lokasi penelitian adalah kelerengan, batuan dan tanah, rekahan/retakan batuan, konversi lahan, drainase dan keairan, curah hujan tinggi, dan aktivitas manusia. Dari kesemuanya faktor-faktor tersebut, yang paling dominan dan berpengaruh terhadap tanah longsor adalah lereng yang curam, soil hasil pelapukan sangat gembur dan tebal, alih fungsi lahan dan curah hujan yang tinggi. Material longsoran tidak terkonsolidasi dengan baik sehingga masih mudah bergerak, dan kemungkinan pembendungan pada Kali Tangkil oleh material longsoran tersebut bisa berpotensi terjadinya banjir bandang. Beberapa permukiman yang berada di saekitar lokasi longsor mempunyai risiko tinggi dan sedang terhadap longsor, sehingga perlu dibangun kesiapsiagaan masyarakat, pembangunan sistem peringatan dini longsor serta untuk jangka panjang adalah relokasi jika memang kondisi semakin parah. Pertanian lahan kering pada lereng-lereng sebaiknya menggunakan pola agroforestry. Kawasan sub DAS berisiko longsor, sebaiknya dikembalikan fungsi lahan sebagai hutan konservasi atau hutan lindung seperti sebelumnya. Kata kunci longsor, Ponorogo, curam, soil tebal, degradasi lahan, curah hujan tinggi, risiko ABSTRACT Landslides in Indonesia are becoming increasingly frequent from year to year. A landslide disaster has occurred in Tangkil, Banaran Village, Pulung Sub-District, Ponorogo District, East Java Province on April 1, 2017. The location of landslides in Banaran Village, Pulung Sub-District, Ponorogo District, East Java, lies in the high vulnerability zone. The landslide typology is a debris slide, which then in the downstream direction Tangkil River develop into a type of debris flow. Factors that influence the occurrence of landslides in the study area are slope, rock and soil, fracture, land conversion, drainage and irrigation, high rainfall, and human activities. Of all the influential factors, the most dominant factors for landslides are steep slopes, weathered soil is very loose and thick, land conversion, and high rainfall. Landslide material is not well consolidated so that it is still easy to move, and the possibility of damming the Tangkil River by landslide material can potentially cause flash floods. Some settlements located near landslide locations have high and moderate risks of landslides, so community preparedness needs to be built, the establishment of landslide early warning systems and long-term relocation if the condition is getting worse. Dryland farming on slopes should use agroforestry patterns. Sub-watershed areas are at risk of landslides, the land should be restored as conservation forest or protected forest as before. Keywords landslide, Ponorogo, steep slopes, thick soil, land degradation, high rainfall, risk... Landslides are becoming more common in Indonesia from year to year, especially during the rainy season [2]. Tectonics in Indonesia that form high morphology [5], faults, volcanic rocks [6] that are easily weathered and are supported by the climate in Indonesia which is in the form of wet tropics, causing the potential for landslides to become higher. ...Landslide is one of the annual natural disasters that occur in the Karangmoncol area, especially during the rainy season. Karangmoncol is located in the central part of Java Island, which is a mountainous area with steep slopes. How the geological structure affects the occurrence of landslides is the objective of this study. Field data of the research include the dimensions of the landslide, the constituent rocks and measurements of the joints. The dimensions and direction of the landslide are drawn on a topographic map. The types of rocks constituent and the direction of the joints/fractures are also drawn on the map, so that the relationship between fracture structures, soil/rock types and landslides in the Karangmoncol area is known. The geological structures in the Karangmoncol area are in the form of bedding planes, shear-fractures, tentional fractures, and intrusional contacts. Intensive layering and joint structures are found in the volcanic sandstones of the Halang Formation. These structural fractures accelerate the weathering of volcanic sandstones to form thick soil. The intrusion of younger sill or dyke type andesite rocks creates a zone of alteration/mineralization of rock and creates a load on the underlying claystone. These main things are internal factors that cause the phenomenon of landslides in the Karangmoncol area.... e-ISSN 2615-3750 ;p-ISSN 2615-3769 -43 -potential for landslides. There are several factors that cause disasters, namely the morphology of the disaster area and its surroundings, lithology with high water absorption capacity, and high and long rainfall, Naryanto [5]. In addition, errors in spatial allocation and management of disaster-prone areas are also the cause Sulistyo [6]. ...Gigit Pratama GinarsoThis research was conducted in the northern area of Banjarnegara Regency, based on the distribution map of potential landslide susceptibility issued by the Center for Volcanology and Geological Hazard Mitigation, the northern region of Banjarnegara Regency has a very high potential for landslides including Pandanarum, Kalibening, Karangkobar, Wanayasa, Pejawaran and Batur Districts. . This study aims to formulate the direction of land use for settlements, determine the suitability of the spatial plan, the direction of landslide disaster mitigation and determine the availability of land for the development of settlements in the Northern Region of Banjarnegara Regency. This research method uses quantitative analysis methods and qualitative descriptive analysis using ArcGIS software, namely by analyzing the landslide hazard index, landslide hazard vulnerability index, land capability, settlement land suitability, projection of residential land needs. The results of the study found that the landslide hazard level was Low, Medium and High with a total area of high landslide hazard class of Ha, medium hazard area of Ha and low hazard area of 17,238 Ha. The level of vulnerability to landslide hazards has a vulnerability level of Low, Medium and High with a total area of 5,871 Ha for low vulnerability, 4, for medium vulnerability and Ha for high vulnerability. while the potential lives exposed to the danger of landslides is 21,763 people, the potential physical loss is Rp. the potential economic loss is Rp. The land capability in the northern area of Banjarnegara Regency has a Medium Development Capacity Zone class with an area of 4,689 Ha and Enough Development Capacity with an area of 33,695 Ha. The Suitability of Settlement Land has a Very Suitable category of 1,482 Ha 4%, an SUIT category of 16,576 Ha 43%, an Unsuitable category of 19,454 Ha 51%, and an Unsuitable category of 871 Ha 2%. The projection of residential land needs in 2040 found the need for residential land with a total area of 1,574 Ha and based on the results of the analysis of the direction of land use for settlement development in the northern area of Banjarnegara Regency, it has a total area of 5,790 Ha, with the level of conformity with the plan for the pattern of settlement space with the category of Appropriate for an area of 1,263 Ha. 52% and the Unsuitable category covering an area of Ha 48%. Landslide disaster mitigation directions for residential areas that are in the landslide-prone zone, namely for relocation are 10 Ha 2%, area protection directions are 132 Ha 23% and adaptation directions are 436 Ha 75%. Based on the results of the analysis of the direction of land use for settlements in the northern region of Banjarnegara Regency, it is still sufficient with the availability of surplus land of 4,216 Ha.... Faktor pengontrol adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi material itu sendiri seperti kondisi geologi, kemiringan lereng, litologi, sesar dan kekar pada batuan. Faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut seperti curah hujan, gempa bumi, erosi kaki lereng dan aktivitas manusia Naryanto, 2013;Naryanto, 2017. Melihat dari pemaparan diatas benar adanya bahwa aktivitas manusia juga mempengaruhi bagaimana kondisi alam di masa yang akan mendatang, apakah hal yang mereka lakukan memiliki dampak baik kedepannya atau bahkan justru merugikan. ...Mohammad Adam FirdausMohammad Adhi WicaksanaMufid Zahir Hilmi Alfyananda Kurnia PutraNgadirejo Village is a village located in the highland area that is located at the foot of Mount Bromo. This area is also oriented to the protected forest of the Foot of Mount in recent years the forest area of Ngadirejo Village has been turned into fields and agricultural land due to land function switching activities carried out by the community with the aim of economic benefits. This land function transition activity has an influence for Ngadirejo Village which is a slope area from the foot of the mountain. One of them is the potential for landslides that can occur. This research serves to explain about the influence of land function transition activities on landslide potential in Ngadirejo study uses qualitative descriptive method which is a research method described in descriptive form. As well as in data collection techniques using literature studies and field observations. From the results of the study, it can be known that the production forest area in Ngadirejo Village began to switch functions as agricultural fields. Then because the soil condition of Ngadirejo Village is easily eroded and located on a steep slope, then in general Ngadirejo Village has the potential of landslides that are in the medium to high category. Desa Ngadirejo merupakan sebuah desa yang terletak di wilayah dataran tinggi yaitu terletak pada kaki Gunung Bromo. Wilayah ini juga berorientasi dengan hutan lindung dari Kaki Gunung beberapa tahun terakhir ini wilayah hutan dari Desa Ngadirejo telah berubah menjadi ladang dan lahan pertanian dikarenakan aktivitas peralihan fungsi lahan yang dilakukan oleh masyarakat dengan tujuan keuntungan peralihan fungsi lahan ini menimbulkan pengaruh bagi Desa Ngadirejo yang merupakan wilayah lereng dari kaki satunya adalah potensi tanah longsor yang bisa ini berfungsi menjelaskan tentang pengaruh aktivitas peralihan fungsi lahan terhadap potensi longsor di Desa ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu sebuah metode penelitian yang dijabarkan dalam bentuk deskriptif. Serta dalam teknik pengumpulan data menggunakan kajian literatur serta observasi lapangan. Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa wilayah hutan produksi yang ada di Desa Ngadirejo mulai beralih fungsi sebagai ladang pertanian. Kemudian dikarenakan kondisi tanah Desa Ngadirejo yang mudah tererosi serta berada di lereng yang terjal, maka secara umum Desa Ngadirejo memiliki potensi longsor yang berada pada kategori sedang hingga tinggi.... Untuk mengetahui kondisi bawah permukaan berupa perlapisan, struktur geologi dangkal dan sebaran batuan dibutuhkan metode geofisika yang dapat merekam sifat fisik perlapisan batuan bawah permukaan. Salah satu metode geofisika tersebut adalah geolistrik 2 dimensi yang dapat mengetahui sebaran secara vertikal dan horisontal kondisi bawah permukaan berupa nilai tahanan jenis, yang bisa dianalogikan sebagai lapisan batuan Naryanto, 2015a, Naryanto, 2016a. ... Rudy PramonoSyamsul MaarifOne of the aspects or dimensions that need to be understood in the response to disaster is the social aspect. The main objective of this study was to discribe some social issues that are quite prominent in the handling of the earthquake in Tasikmalaya, by taking Pangalengan as a case. This study used a qualitative descriptive by case study design. The study results showed that social solidarity is only grown in very small social units namely the refugee camps. Meanwhile, the time period is also very short, which is only in the period of the displaced. The rest the affected communities in Pangalengan back “take care of their life”. In connection with social stratification, most affected by the earthquake in Pangalengan are lower strata or community groups such as the poor and marginal farmers, public transportation drivers and motorcycle taxi drivers. Coordination in disaster management goes well, need to build a system that is not too bureaucratic coordination but effectively and trustworthyAni AprianiBayurohman PutraKejadian bencana tanah longsor tidak lepas dari kondisi yang memang rentan untuk terjadi gerakan longsor seperti lereng yang curam dan curah hujan yang tinggi. Kejadian tanah longsor diperparah juga dengan ketidakdisiplinan masyarakat dalam penggunaan lahan sesuai dengan fungsinya yang dinamakan alih fungsi lahan yang dapat menjadi faktor pemicu kejadian tanah longsor. Melakukan penelitian tentang alih fungsi lahan menjadi hal yang penting untuk melihat dampak yang diakibatkan oleh aktivitas manusia tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis alih fungsi lahan pengaruhnya terhadap tingkat bahaya tanah longsor di Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo. Metode dalam penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data primer yaitu survey lapangan dan juga pengambilan data sekunder. Tahapan yang dilakukan yaitu dengan melakukan pengamatan lapangan tentang kejadian alih fungsi lahan. Kemudian melakukan pengambilan data tentang tingkat bahaya longsor di titik pengamatan alih fungsi lahan. Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan regresi logistik ordinal. Hasil analisis didapatkan bahwa nilai p value 0,036 0,05. Maka, keputusan yang diambil adalah tolak H0. Dengan demikian, pada tingkat kepercayaan 95% dapat dikatakan bahwa variabel alih fungsi lahan mempengaruhi tingkat bahaya longsor di Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo. Hal ini dapat menjadi masukan bagi masyarakat untuk menggunakan lahan sebagaimana RiadiRizka WindiastutiYatin SuwarnoFloods and landslides occurred almost every year in various regions in Indonesia, especially in hilly or bumpy areas. Floods and landslides as natural phenomena may cause severe disaster, due to high rainfall with small capacity of river cross section that resulted in water overflow through the dike and inundated lower areas. Flood and landslide risk mapping provides spatial information as initiation for mitigation purposes and is very beneficial in minimizing casualties and damages. To avoid landslide disaster, we need to reduce some causing factors, such as the factors that cause unstable slope conditions. The landslide distribution map contains information on geological maps, slope class maps, land cover maps and geomorphological maps; these maps are referred to as factor maps. Overlay method was implemented to analyse flood and landslide-prone areas. The purpose of this paper was to obtain information on areas in Trenggalek Regency that were vulnerable to flood and landslide. Risk analysis was done spatially with good accuracy, so that it can be used for disaster mitigation purposes. Imam A. SadisunRendy D. KartikoIndra A. DinataIndonesia is a risk prone country from landslide disasters. The occurrence of landslides followed by the debris flow often make a lot of casualties and very terrible destructions. Accordingly, debris flow modeling of some Java landslides has been conducted in this study to determine run-out distribution characteristics of the debris materials. The concept of debris flow modeling is based on the equations of momentum, continuation, riverbed deformation, erosion/deposition and riverbed shearing stress. From this modeling, it has been indicated the best fit simulation results. In this case, run-out distributions of Pacet landslide at Mojokerto, December 12, 2002 has been properly modeled with a scenario of viscosity value for around 5 minutes. At Sijeruk landslide, Banjarnegara, January 4, 2006 run-out distributions have been modeled using viscosity value of for 14 minutes 51 seconds. Meanwhile, the modeling for Tenjolaya landslide at southern Bandung, February 23, 2010 with viscosity value of shows time needed for debris materials to reach depositional area is estimated for around 12 minutes 37 seconds. From this study, debris flow modeling had given better understandings regarding flow track, velocity and distribution of debris materials from some debris flows in has not been able to resolve any references for this publication.
Berikutini adalah beberapa contoh descriptive text tentang tourism place (tempat wisata) dalam bahasa inggris yang disertai dengan Hingga Saat ini PKG ini telah melatih sekitar 300 ekor gajah yang sudah disebar ke seluruh penjuru Tanah Air. Di Taman Nasional Way Kambas ini terdapat hewan yang hampir punah di antaranya Badak sumatera, Gajah

Contoh Explanation Text Tentang Tanah Longsor – Bencana tanah longsor sering terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, khususnya di daerah pegunungan. Namun, tahukah anda bagaimana tanah longsor dapat terjadi? Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang bagaimana terjadinya tanah longsor dalam sebuah explanation text. Landslide Landslide is a geological process that happen because of the movement of rock mass or soil such as the fall of rocks or clumps of soil which detached from the main section of the mountain or hill. Landslide usually happen in the mountainous areas. Mostly landslides happen because of earthquake that moves the underground plate which caused the element or the subsurface plate displaced, so it is causing fraction and landslide. High rainfall during the rainy season will also caused landslide. Long duration of the rain will occur the water evaporation on the ground surface in large amounts. The evaporation will make pore or soil cavity, then there would be cracks on the ground. When rain falls, the rain will infiltrate the cracks. Then, the water will accumulated at the bottom of the slope and caused lateral movement which occur landslide. Landslide often caused a lot of disadvantages. Landslide can make people lose their house, lands, and properties because buried by the landslide. The worst is the loss of life because they can’t run from the landslide. So, to prevent landslide to happen, start to care about our environtment. We can start by planting tree and do reforestation. Plus, do not throw trash carelessly to keep our environment clean. So, we would prevent flood and landslide during the rainy season. Arti dalam Bahasa Indonesia Tanah Longsor Tanah longsor adalah suatu proses geologi yang terjadi karena pergerakan massa bebatuan atau tanah seperti jatuhnya bebatuan atau segumpal tanah yang terpisah dari bagian utama pegunungan atau bukit. Tanah longsor biasanya terjadi di daerah pegunungan. Kebanyakan dari tanah longsor terjadi karena gempa bumi yang menggerakkan lempeng bawah tanah yang menyebabkan elemen atau lempeng permukaan bumi bergeser, sehingga menyebabkan keretakan dan tanah longsor. Tingginya curah hujan selama musim penghujan juga dapat menimbulkan tanah longsor. Lamanya durasi hujan akan menimbulkan uap air di permukaan tanah dalam jumlah yang besar. Uap air ini akan memunculkan pori-pori atau rongga tanah, kemudian akan menimbulkan retakan pada tanah. Ketika hujan turun, hujan akan menyusup ke dalam retakan tersebut. Kemudian, air akan terakumulasi di dasar lereng dan menyebabkan pergerakan lateral yang akhirnya menyebabkan tanah longsor. Tanah longsor sering menimbulkan banyak kerugian. Tanah longsor dapat membuat orang-orang kehilangan rumah, tanah, dan harta karena tertimbun tanah longsor. Yang paling parah adalah jatuhnya korban jiwa karena mereka tidak dapat menyelematkan diri dari tanah longsor. Jadi, untuk mencegah terjadinya tanah longsor, mulailah untuk peduli pada lingkungan. Kita dapat memulai dengan menanam pohon dan reboisasi hutan. Dirambah lagi, jangan membuang sampah sembarangan untuk menjaga lingkungan tetap bersih. Sehingga kita dapat mencegah banjir dan tanah longsor selama musim penghujan.

Sungai Lama: Endapan dari hujan atau pencairan salju cepat melebihi kapasitas saluran sungai.Diakibatkan hujan deras monsun, hurikan dan depresi tropis, angin luar dan hujan panas yang mempengaruhi salju.Rintangan drainase tidak terduga seperti tanah longsor, es, atau puing-puing dapat mengakibatkan banjir perlahan di sebelah hulu rintangan.; Cepat: Termasuk banjir bandang akibat curah hujan

detikNewsMinggu, 11 Jun 2023 2059 WIB 5 Cara Mencegah Tanah Longsor, Simak Dulu Pengertian dan Penyebabnya Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran. Apa saja cara mencegah tanah longsor?

TeksEksplanasi Tentang Tanah Longsor. Longsor adalah salah satu bencana alam yang sedang sering terjadi di awal tahun 2018 ini. Kejadian terakhir yang cukup besar adalah longsor di Brebes tempo hari lalu. Longsor merupakan perpindahan tanah dengan berbagai material di dalamnya secara tiba-tiba dan meninggalkan lereng. Contoh Explanation Text Adapun Tanah Longsor – Bencana lahan longsor cerbak terjadi di bilang wilayah di Indonesia, khususnya di daerah gunung-gemunung. Sekadar, tahukah anda bagaimana tanah longsor dapat terjadi? Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang bagaimana terjadinya lahan longsor dalam sebuah explanation text. Contoh Explanation Text Akan halnya Petak Longsor Landslide Landslide is a geological process that happen because of the movement of rock mass or soil such as the fall of rocks or clumps of soil which detached from the main section of the mountain or hill. Landslide usually happen in the mountainous areas. Mostly landslides happen because of earthquake that moves the underground plate which caused the element or the subsurface plate displaced, so it is causing fraction and landslide. High rainfall during the rainy season will also caused landslide. Long duration of the rain will occur the water evaporation on the ground surface in large amounts. The evaporation will make pore or soil cavity, then there would be cracks on the ground. When rain falls, the rain will infiltrate the cracks. Then, the water will accumulated at the bottom of the slope and caused lateral movement which occur landslide. Landslide often caused a lot of disadvantages. Landslide can make people lose their house, lands, and properties because buried by the landslide. The worst is the loss of life because they can’falak run from the landslide. So, to prevent landslide to happen, tiba to care about our environtment. We can menginjak by planting tree and do reforestation. Plus, do titinada throw trash carelessly to keep our environment clean. So, we would prevent flood and landslide during the rainy season. Arti internal Bahasa Indonesia Tanah Longsor Tanah longsor adalah suatu proses geologi yang terjadi karena rayapan komposit bebatuan atau lahan seperti jatuhnya bebatuan alias segumpal petak yang terpisah pecah bagian terdahulu pegunungan atau bukit. Tanah longsor galibnya terjadi di area pegunungan. Rata-rata dari tanah longsor terjadi karena lindu nan menggerakkan lempeng bawah kapling nan menyebabkan anasir ataupun lempeng permukaan mayapada bergeser, sehingga menyebabkan kerenggangan dan tanah longsor. Tingginya curah hujan sejauh musim penghujan pun boleh menimbulkan tanah longsor. Lamanya durasi hujan akan menimbulkan uap air di latar persil dalam jumlah yang segara. Embun ini akan menyampaikan pori-pori atau sinus tanah, kemudian akan menimbulkan retakan pada tanah. Ketika hujan abu roboh, hujan angin akan menyusup ke dalam retakan tersebut. Kemudian, air akan terakumulasi di dasar lereng dan menyebabkan pergerakan lateral nan kesudahannya menyebabkan tanah longsor. Tanah longsor sayang menimbulkan banyak ketakberuntungan. Lahan longsor boleh membentuk orang-orang kekeringan apartemen, tanah, dan harta karena tertimbus tanah longsor. Nan minimum parah adalah jatuhnya korban roh karena mereka tidak dapat menyelematkan diri berpangkal kapling longsor. Jadi, untuk mencegah terjadinya tanah longsor, mulailah untuk peduli pada lingkungan. Kita bisa memulai dengan menanam pohon dan penanaman hutan. Dirambah lagi, jangan membuang sampah sembarangan buat menjaga lingkungan kukuh bersih. Sehingga kita dapat mencegah banjir dan persil longsor selama musim penghujan.

ChapterText Tanah di bawah cakarnya terasa perlahan beringsut. Penglihatan yang biasanya tajam dalam gelapnya malam kini harus terbatas dengan hujan deras yang membasahi sekujur tubuhnya, mengaburkan pandangan pada sekitarnya dan Toshirou tidak bisa melakukan apa-apa selain berkedip-kedip.

Analisis kejadian tanah longsor ini dilatarbelakangi oleh banyaknya bencana yang terjadi di Wonosobo. Tanah longsor merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di daerah pegunungan, khususnya desa Tieng yang ada di Wonosobo. Masyarakat di daerah tersebut diantisipasi untuk selalu waspada terhadap bencana tanah longsor yang selalu mengancam di saat datangnya musim hujan. Cara penanganan yang tepat saat dan setelah terjadinya bencana tanah longsor merupakan hal yang sangat penting dimiliki oleh warga masyarakat sekitar daerah kejadian tersebut. Teknik survei dipakai dalam menganalisis bencana tanah longsor yang ada di daerah Wonosobo ini. Banyak korban jiwa yang meninggal, luka-luka dan hilang akibat bencana tanah longsor ini. Mitigasi bencana tanah longsor yang dilakukan pemerintah dan warga masyarakat sekitar bencana yang juga dibantu oleh para pecinta alam adalah dengan melakukan reboisasi dengan tanaman yang bisa menyerap banyak air dan menahan tanah supaya tidak longsor lagi. Kegiatan reboisasi ini disampaikan oleh pemerintah ke warga masyarakat sekitar kejadian tanah longsor melalui kegiatan penyuluhan tanggap bencana. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free P-ISSN 2442-9910E-ISSN 2548-642XS P E K T R A Jurnal Kajian Pendidikan Sains52 2019DOI BENCANA TANAH LONGSOR SERTA MITIGASINYAFatiatun1*, Firdaus1, Sri Jumini1, Nugroho Prasetya Adi11 Pendidikan Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Sains Al-Qur’an, Mojotengah,56351, Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia*fatia Handphone 085329632436Dikirimkan 26/09/2019. Diterima 30/09/2019 Dipublikasikan 12/10/2019Abstrak Analisis kejadian tanah longsor ini dilatarbelakangi oleh banyaknya bencana yang terjadi di Wonosobo. Tanahlongsor merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di daerah pegunungan, khususnya desa Tieng yang adadi Wonosobo. Masyarakat di daerah tersebut diantisipasi untuk selalu waspada terhadap bencana tanah longsoryang selalu mengancam di saat datangnya musim hujan. Cara penanganan yang tepat saat dan setelah terjadinyabencana tanah longsor merupakan hal yang sangat penting dimiliki oleh warga masyarakat sekitar daerahkejadian tersebut. Teknik survei dipakai dalam menganalisis bencana tanah longsor yang ada di daerahWonosobo ini. Banyak korban jiwa yang meninggal, luka-luka dan hilang akibat bencana tanah longsor bencana tanah longsor yang dilakukan pemerintah dan warga masyarakat sekitar bencana yang jugadibantu oleh para pecinta alam adalah dengan melakukan reboisasi dengan tanaman yang bisa menyerap banyakair dan menahan tanah supaya tidak longsor lagi. Kegiatan reboisasi ini disampaikan oleh pemerintah ke wargamasyarakat sekitar kejadian tanah longsor melalui kegiatan penyuluhan tanggap Kunci Tanah longsor, Mitigasi bencanaPENDAHULUANIndonesia termasuk dalam daerah tropisyang mempunyai curah hujan tinggi dantopografi yang bervariasi [1]. Banyak bencanaseperti letusan gunung api, gempa bumi, tanahlongsor dan banjir yang terjadi di Indonesiaberdasarkan geologis, geomorfologis danklimatologis. Bencana-bencana tersebutdisebabkan oleh faktor alam dan juga satu bencana yang sering terjadi didaerah Wonosobo yang memiliki kondisikemiringan lereng yang curam dan didominasioleh pegunungan dan perbukitan yaitu tanahlongsor. Tanah longsor merupakan pergerakantanah, batuan, kerikil atau percampurankeduanya yang menuruni lereng akibat dariterganggunya kestabilan tanah [2]. Proses terjadinya tanah longsor yaitudimulai dengan peresapan air ke dalam tanahyang mengakibatkan penambahan bobot air yang meresap ke dalam tanah tersebutsampai ke tanah yang kedap air bidanggelincir, maka akan menjadikan kondisi tanahmenjadi licin. Oleh karena itu, tanah pelapukanyang ada di atasnya akan menjadi rentanterjadi longsor [3]. Pada umumnya, tanahlongsor disebabkan oleh tiga hal. Diantaranyayaitu faktor dakhil, kondisi luar dari suatumedan dan faktor pemicu lainnya [4]. Adapun struktur geologi, permeabilitastanah dan kedalaman pelapukan batuantermasuk dalam faktor dakhil. Sementara itu,kemiringan, penggunaan lahan dan banyaknyadinding terjal ini masuk dalam kategoripenyebab tanah longsor yang dari kondisi luarsuatu medan [5]. Faktor pemicu lainnya yaitu134 S P E K T R A Jurnal Kajian Pendidikan Sains 52 2019adanya curah hujan tinggi dan terjadinyagempa bumi. Berdasarkan hal-hal tersebut,pada dasarnya tanah longsor itu disebabkanoleh dua faktor utama yaitu faktor alam danmanusia [6].Ada 15 kecamatan yang ada di Wonosobodan ada sekitar 100 desa di dalamnya yangmasuk dalam daerah rawan tanah pemetaan yang dilakukan olehbadan penanggulangan bencana daerahBPBD dan kesatuan bangsa, politik danperlindungan masyarakat kesbangpolinmasmenyatakan bahwa ada 4 desa yang rawanlongsor di kecamatan Sapuran. Desa-desa yangrawan longsor lainnya yaitu 7 desa dikecamatan Kertek, 7 desa di kecamatanWonosobo, 5 desa di kecamatan Kepil, 14 desadi kecamatan Kaliwiro, 4 desa di Selomerto, 7desa di kecamatan Sukoharjo, 11 desa diWadaslintang, 10 desa di kecamatanWatumalang, 6 desa di kecamatan Leksono, 4desa di kecamatan Kalikajar, 6 desa dikecamatan Kejajar, 4 desa di kecamatanGarung, 6 desa di kecamatan Mojotengah dan5 desa di kecamatan Kalibawang. Salah satu daerah rawan longsor tersebutyaitu kecamatan kejajar. Lahan di daerahtersebut rata-rata tergolong curam dan banyakdimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Padatahun 1985-1995 di daerah kejajar ini sangatpesat penanaman kentang yang tidak mengenalmusim [7]. Berdasarkan hal tersebut, banyakwarga masyarakat kejajar yang inginmengubah lahan pertanian menjadi lahankentang dan juga melakukan pembukaan hutan[8]. Banyak pohon besar ditebang dalampembukaan lahan baru ini dan digantikandengan tanaman kentang. Hal inimengakibatkan infiltrasi dan intersepsi airhujan semakin berkurang sehingga potensiterjadinya tanah longsor semakin besar. Oleh karena itu, bencana tanah longsor iniselalu terjadi hampir setiap tahun. Salahsatunya terjadi pada bulan Januari tahun 2010di desa Tieng, Kejajar dengan korbanmeninggal sejumlah 6 orang [9]. Sekitarsetahun kemudian pada bulan Desember tahun2011 juga terjadi bencana tanah longsor yanglebih parah. Bencana tanah longsor ini diringidengan banjir bandang dan longsoran kecil lainyang membahayakan warga bencana tanah longsor yangterjadi tersebut, perlu adanya mitigasi yangharus dilakukan oleh pemerintah danmasyarakat sekitar. Mitigasi bencana tersebutperlu dilakukan saat terjadinya bencana, dansetelah bencana tanah longsor tersebut ini dilakukan untuk mengantisipasibencana tanah longsor susulan dan akibat yangditimbulkan dari bencana tersebut. Mitigasi bencana itu dapat dibagi menjadidua jenis, yaitu mitigasi struktural dan non-struktural [10-11]. Mitigasi struktural meliputipembuatan infrastruktur yang kuat yang dapatmeminimalisasi dampak dari tanah tanah longsor dan pelatihan kepadamasyarakat pada daerah rawan tanah longsormengenai mitigasi-mitigasi yang harusdiakukan saat terjadi dan setelah terjadinyabencana tanah longsor ini termasuk dalamkategori mitigasi umumnya ada lima tahapan mitigasibencana tanah longsor yaitu meliputipemetaan, penyelidikan, pemeriksaan,pemantauan dan sosialisasi [10, 12]. Tahappemetaan ini sangat penting dilakukan dengantujuan untuk mengetahui daerah-daerah manasaja yang termasuk dalam rawan bencana tanahlongsor. Setelah itu, tahap penyelidikan danpemeriksaan juga sangat penting dalammempelajari penyebab dan dampak yangditimbulkan dari bencana tersebut [13]. Hasil 135 S P E K T R A Jurnal Kajian Pendidikan Sains 52 2019dari penyelidikan dan pemeriksaan ini akansangat berguna dalam penanggulanganbencana dan pengembangan wilayahkedepannya. Setelah itu, daerah rawan bencanaini harus selalu dipantau setiap waktu dengantujuan untuk mengurangi dampak yang akanditimbulkan dari bencana tersebut. Tahapanyang terakhir yaitu sosialisasi yang harussecara rutin dilakukan oleh pihak pemerintahpusat ke pemerintah daerah dan tersebut dapat berupa poster,booklet atau penyampaikan secara langsungdari pemerintah ke warga masyarakat daerahrawan tanah longsor. METODEAnalisis bencana tanah longsor inidilakukan dengan metode survei untukmengetahui kondisi fisik di sampel dalam analisis bencanaini yaitu seluruh warga yang ada di desa Tieng,Kejajar, Wonosobo. Data yang dipakai dalamanalisis bencana tanah longsor ini berupapengetahuan masyarakat yang diperoleh darihasil wawancara perangkat desa dan wargasekitar yang terkena dampak dari bencanatanah longsor ini. HASIL DAN PEMBAHASANSecara geografis, desa Tieng yangmerupakan lokasi bencana tanah longsor yangtelah dilakukan survei lapangan terletak padakoordinat 109 56’ 15” BT dan 07 14’ 8,9” hasil survei yang telah dilakukan,bencana tanah longsor yang terjadi di lerenggunung Pakuwojo ini juga mengakibatkanterjadinya banjir bandang yang mengandungtanah hasil longsoran di sungai tanah longsor ini disebabkan olehhujan lebat yang menguyur daerah tersebut danberlangsung dari pagi hingga siang hari. Efek yang ditimbulkan dari bencana tanahlongsor yang juga mengakibatkan banjirbandang ini sangat banyak dan hingga adayang meninggal dunia. Diantara korbantersebut yaitu ada 11 orang meninggal duniadan beberapa orang banyak yang ditemukansebagian tubuhnya saja, 7 orang luka berat dan5 orang luka ringan. Selain itu, banyak jugainfrastruktur yang rusak seperti 13 buah rumahhanyut karena banjir bandang dan 14 rumahrusak berat. Ada sekitar 40 rumah disekitarnyayang juga terancam jadi korban jika ada tanahlongsor dan banjir bandang akibat tanahlongsor susulan. Ada sekitar ha lahankentang dan bawang yang rusak akibatbencana ini. Kondisi lereng gunung Pakuwojo yangterjadi longsor yaitu sebagian besar hutannyasudah gundul. Bagian tengah lereng gunungtersebut juga sudah dialihfungsikan olehmasyarakat sekitar menjadi lahan kebunkentang. Sementara lereng gunung Pakuwojobagian bawah dan lereng yang agak datardimanfaatkan warga sekitar menjadipemukiman yang dinamakan dusun hasil observasi, hampir semuabagian lereng gunung Pakuwojo dari bagianatas hingga kaki lereng gunung ini tidakdijumpai pohon atau tanaman yang memilikiakar kuat. Oleh karena itu, lereng gunung inisangat rawan terjadi tanah longsor karena tidakadanya pengikat tanah, sehinggamengakibatkan banyak korban jiwa dankerugian secara materil. Berdasarkan penyelidikan danpemeriksaan yang telah dilakukan oleh pusatvulkanologi dan mitigasi bencana geologiprovinsi Jawa Tengah, bagian lereng atasgunung Pakuwojo terdapat dua lokasi gerakantanah yang berdekatan. Diantaranya yaitugerakan tanah yang berupa longsoran bahanrombakan seperti lumpur, pasir dan kerikil 136 S P E K T R A Jurnal Kajian Pendidikan Sains 52 2019yang ketika terjadi longsor akan menutupibagian dasar kali Ngesong yang ada dibawahnya. Saat terjadi hujan lebat yangberlangsung lama akan mengakibatkan tanahlongsor dari lereng gunung ini yang kemudianmaterialnya akan menuju ke sungai danmengakibatkan banjir bandang. Jadi efek yang ditimbulkan dari tanahlongsor ini sangat besar karena sekaligus adabencana banjir bandang yang ditimbulkan daribencana tanah longsor ini. Posisi lereng sungaiyang terjal di bagian hulu juga merupakansalah satu penyebab dari adanya bencana banjirbandang yang sangat luar biasa efeknya. Posisilereng sungai inilah yang mengakibatkanbanjir bandang yang mengandung lumpur danmenimpa semua yang ada di bantaran maupunsekitar sungai. Berdasarkan hal tersebut, ada beberapamitigasi bencana yang dapat dilakukan yaitumitigasi struktural, non-struktural danpeminimalan resiko. Mitigasi struktural itudilakukan dengan mengurangi sudutkemiringan lereng dengan membuat sistemterasering. Selain itu, pembangunan dindingpenahan yang berasal dari batuan dan tanahjuga dibangun untuk mengurangi bencanatanah longsor dan efek yang mitigasi non-struktural, daerah rawanbencana tanah longsor ditandai dengan adanyarambu-rambu. Mitigasi non-struktural ini jugadilakukan dengan meningkatkan kesadaranmasyarakat daerah rawan tanah longsor. Halini dilakukan untuk mengetahui tanda-tandaakan terjadinya tanah longsor, penyebabnya,cara mengurangi dan mengatasi bahaya tanahlongsor. Mitigasi bencana yang terakhir yaitupeminimalisasi resiko dengan melakukanpenataan ulang dan pengalihan pemanfaatanlahan berdasarkan bencana tanah longsor yangtelah terjadi. Sebelum pelaksaan kegiatan ini,pnyusunan peta bahaya tanah longsor perludilakukan sebagai pedomannya. Mitigasi bencana yang dilakukan paascabencana tanah longsor di lereng gunungPakuwojo yang terletak di desa Tieng,kecamatan Kejajar, Wonosobo adalah denganmeminta warga masyarakat di daerah tersebutuntuk mengungsi. Warga masyarakat yangrumahnya rusak parah atau ringan dihimbauoleh pemerintah daerah Wonosobo untukmengungsi di tempat yang lebih aman sepertidi balai desa Tieng. Para warga masyarakatyang tidak memiliki tempat tinggal inimengungsi di balai desa tersebut sampaisekitar dua bulan. Setelah kejadian bencana tanah longsorini berbagai bantuan muncul dari berbagaipihak seperti bantuan dari pemerintah pusatnasional, daerah maupun dari bantuan pribadiwarga masyarakat sekitar. Dalam hal ini,pemerintah pusat memberikan bantuan kepadapara korban bencana tanah longsor beruparumah siap huni dengan ukuran 3x6 m2. Wargamasyarakat korban bencana yang menempatirumah bantuan ini hanya diminta untukmembayar sebesar 6 juta. Harga ini sangatterjangkau karena dengan harga segitu sudahdapat tanah beserta rumah yang siap huni danbisa dipakai sampai kapanpun dengan lokasiyang lebih warga masyarakat korban bencanatanah longsor yang rusak ringan juga tidakditempati lagi oleh pemilik rumah. Hal inidilakukan karena warga masyarakat khawatiraka nada tanah longsor susulan/bencanalainnya. Rumah-rumah tersebut hanyadimanfaatkan oleh warga untuk kandangternak. Selain itu, warga masyarakat yangterkena dampak bencana tanah longsor inibersama-sama melakukan reboisasi denganmenggunakan tanaman/pohon yang lebih bisamenyerap air dan menahan tanah dari 137 S P E K T R A Jurnal Kajian Pendidikan Sains 52 2019longsoran. Kegiatan reboisasi ini juga diadakandengan melakukan kerjasama dengan parapecinta alam. Dengan adanya bencana tanah longsoryang telah terjadi dan memakan banyak korbanjiwa sangat membuat warga masyarakat daerahtersebut trauma, terutama bagi anak-anak bencana ini ada anak kecil yanganggota keluarganya meninggal dunia hinggatiga orang. Hal inilah yang membuat traumabagi anak tersebut sampai sekarang. Olehkarena itu, mitigasi lain yang dilakukanpemerintah yaitu dengan melakukan sosialisasikepada warga masyarakat daerah bencana danpenyembuhan trauma bagi anak-anak pascabencana tanah longsor tersebut. PENUTUPSimpulanDesa Tieng adalah salah satu daerah diWonosobo yang rawan akan terjadinyabencana tanah longsor. Bencana tanah longsorini menyebabkan 11 korban meninggal, 7orang luka berat dan 5 orang luka itu, banyak juga infrastruktur yangrusak seperti 13 buah rumah hanyut karenabanjir bandang dan 14 rumah rusak berat. Adasekitar 40 rumah disekitarnya yang jugaterancam jadi korban jika ada tanah longsordan banjir bandang akibat tanah longsorsusulan. Ada sekitar ha lahan kentang danbawang yang rusak akibat bencana mitigasi bencana yang dilakukanuntuk mengatasi bencana tanah longsor iniyaitu dengan melakukan mitigasi, non-struktural dan peminimalisasi resiko dengan menggunakantanaman/pohon yang lebih bisa menyerap airdan menahan tanah dari longsoran jugadilakukan untuk mitigasi bencana tanahlongsor ini. Mitigasi lain yang dilakukan olehpemerintah yaitu dengan melakukan kegiatansosialisasi kepada warga masyarakat dan anak-anak korban bencana ini. Untuk anak-anak,penyembuhan trauma itu sangat penting karenaakan mempengaruhi kepribadiannya di masadepan. SaranAnalisis mitigasi bencana tanah longsor iniperlu dikembangkan lagi untuk daerah-daerahlain dengan kondisi lingkungan yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA[1]. Karyono, T. H. 2001. Wujud KotaTropis di Indonesia Suatu PendekatanIklim, Lingkungan dan Energi. DimensiTeknik Arsitektur. 291, 141-146. [2]. Cruden, D. M. 1991. A SimpleDefinition of a Landslide. Bulletin of theInternational of Engineering Geology,43.[3]. Sutarno. 2012. Studi KerentananGerakan Massa Batuan dan DaerahRawan Longsor Lahan di KabupatenPurworejo. Jurnal Ilmu Tanah danAgroklimatologi, 92, 131-137.[4]. Arsyad, U., Barkey, R., Wahyuni. DanMatandung, K. K. 2018. KarakteristikTanah Longsor di Daerah Aliran SungaiTangka. Jurnal Hutan dan Masyarakat,101, 203-214.[5]. Susanti, P. D., Miardini, A. dan Harjadi,B. 2017. Analisis Kerentanan TanahLongsor Sebagai Dasar Mitigasi diKabupaten Banjarnegara. JurnalPenelitian Pengelolaan Daerah AliranSungai, 11, 49-59.[6]. Juhadi, Setyaningsih, W. dan Kurniasari,N. 2016. Pola Perilaku Masyarakatdalam Pengurangan Resiko BencanaTanah Longsor di KecamatanBanjarwangu Kabupaten Banjarnegara 138 S P E K T R A Jurnal Kajian Pendidikan Sains 52 2019Jawa Tengah. Jurnal Geografi, 132,217-224.[7]. Munandar, A. 2016. Analisis UsahaTani Kentang di Desa SembunganKecamatan Kejajar KabupatenWonosobo Jawa Tengah. SPATIALWahana Komunikasi dan InformasiGeografi, 151, 34-39.[8]. Nugraha, S. B., Akhsin, B. dan Benardi,A. I. 2015. Pemanfaatan Teknologi Siguntuk Pemetaan Tingkat AncamanLongsor di Kecamatan Kejajar,Wonosobo. Jurnal Geografi, 122, 203-221.[9]. Wacano, D., Hadmoko, I. M., Nurohman, S.,Mujianto, Satriyo, A. 2013.Identifikasi Tipologi Longsor untukAnalisis Mitigasi Bencana di DusunSidorejo, Desa Tieng, Kejajar,Wonosono. Chapter Buku Seri BungaRampai, 99-107, ISSN 978-602-7797-25-3.[10]. Rahman, A. Z. 2015. Kajian MitigasiBancana Tanah Longsor di KabupatenBanjarnegara. Jurnal Manajemen danKebijakan Publik, 11.[11]. Mubekti dan Alhasanah, F. 2008.Mitigasi daerah Rawan Tanah LongsorMenggunakan Teknik Pemodelan SistemInformasi Geografis. Jurnal TeknikLingkungan, 92, 118-126.[12]. Ikqra. 2013. Analisis Bentuk LahanLandform untuk Penilaian Bahaya danRisiko Longsor di Pulau TernateProvinsi Maluku Utara. JurnalPenanggulangan Bencana, 42, 35-46.[13]. Awaliyah, N. Sarjanti, E. dan Suwarno.2014. Pengetahuan Masyarakat dalamMitigasi Bencana Banjir di Desa PenolihKecamatan Kaligondang KabupatenPurbalingga. Geoedukasi, 32, 92-95. 139 ... Bencana longsor dapat terjadi akibat dua faktor, yaitu faktor alam dan faktor manusia. Faktor alam yang mempengaruhi terjadinya longsor adalah kemiringan lereng yang curam dengan kemiringan lebih dari 40° dan terganggunya kestabilan tanah yang diakibatkan oleh pergerakan tanah, batuan, atau pencampuran keduanya yang menuruni lereng Fatiatun et al., 2019. Faktor manusia juga dapat mempengaruhi terjadinya longsor. ...Landslide is the process of moving slope-forming material that moves out of the slope. Landslides cause adverse impacts, such as damage to residences, public facilities, death tolls, and damage to agricultural land. Factors for landslides are influenced by disturbing slope stability due to steep slopes, high rainfall intensity, and movement of soil, rock, or a mixture of both. The research was conducted at Agro Techno Park of Brawijaya University silt loam texture soil and the experimental field of Faculty of Agriculture Brawijaya University clay texture soil. The landslide simulation tool used acrylic 100 cm x 50 cm x 75 cm, with an aluminum plate as a base for adjusting the slope. Artificial rain was set to be stable at an intensity of 70 mm hour-1. This study used a combination of three factors, namely soil texture C silt loam and J clay; slope L1 40° and L2 50°; and surface rock B1 25% and B2 50%, so that there were eight treatments with ten repetitions. The landslide duration and volume were measured. The data obtained were then statistically analyzed through the normality test and the unpaired t-test. The results show that increasing slope gradient from 40° to 50° on silty loam texture with similar rock content at the soil surface resulted in 6 times faster and two times larger landslide volume. At a very steep slope, the effect of soil texture and % rocks at the surface would be smaller on landslide duration but became more significant on landslide volume. Generally, the landslide factors can be ranked from the most significant effect as follows slope gradient, soil texture, and rocks coverage at the occur as a result of ground movement on steep slopes, and the high humidity moisture, and the sparse vegetation open land. The Local conditions is an interrelated components. The process of landslides can be explained that the water soak into the soil will add weight to the ground. If the water penetrates the soil acts as a watertight sliding plane, the ground becomes slippery and soil weathering on it will move to follow the slope. This study aims to determine the type of landslide, landslide characteristics and landslides causing factors. This research was conducted in September 2015 in Watershed Tangka. The study consisted of three stages, namely the determination of the coordinates of the location of the landslide, landslide determining the location of the sample, the determination of the type of landslide, slope measurements, measurements of the dimensions of landslide and infiltration. Research results obtained are the coordinates of the location of as many as 17 points landslide, landslide types of translation and rotation, land cover and soil texture. There is no difference in the type of soil, infiltration rate, vegetation, geologi, slope and rainfall in both types of landslide are found. David Milne CrudenA landslide is the movement of a mass of rock, earth or debris down a slope. Tri Harso KaryonoAlmost all the Indonesian cities are designed someway in which local climate, environmental aspect and energy conservation have been paid little inttention by the architecs and urban designers. The result is that most of the Indonesian cities have provided no good place for people living in. This articles tries to explore all the possibility aspects of climatic, environmental and energy, in which they may influence to the design of humid tropical cities of Indonesia. Some strategies are proposed to achieve a better urban design in terms of climate, environment and energy conservation. Abstract in Bahasa Indonesia Sebagian besar kota di Indonesia dirancang tanpa memperhatikan beberapa aspek seperti halnya iklim, kesehatan lingkungan dan penghematan energi. Akibatnya, beberapa kota tersebut menjadi tidak cukup nyaman bagi warga setempat untuk tinggal dan bekerja. Tulisan ini dimaksudkan untuk menganalisis berbagai aspek yakni, iklim, lingkungan dan energy, yang berpengaruh terhadap rancangan kota tropis di Indonesia. Beberapa strategi pemecahan yang berkaitan dengan aspek tersebut di atas dicoba untuk ditawarkan melalui tulisan ini. Kata kunci energi, iklim, Indonesia, kota tropis basah, MunandarABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kentang dan kelayakan usaha tani kentang di Desa Sembungan Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah. Penelitian dilakukan pada Bulan April-September 2015. Penelitian dilakukan di Desa Sembungan sengaja dilakukan karena desa ini penduduknya mengusahakan kentang sebagai hasil pertanian utama. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan survey. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani pengolah lahan tanaman kentang di Desa Sembungan yaitu sebesar 30 petani dengan luas lahan garapan yang bervariasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sistem acak berlapis sebanding berdasarkan luas penguasaan lahan. Analisis data penelitian dilakukan secara deskriptif yang berupa perhitungan persamaan matematis. Berdasarkan penelitian faktor yang mempengaruhi hasil panen tanaman kentang di daerah penelitian dari tabel diperoleh nilai r square sebesar 0,994 yang artinya sebesar 99,4% hasil panen dipengaruhi oleh pemilihan bibit, pupuk kandang, pupuk ZA, Pupuk KC, pengggunaan pestisida, penggunaan fungisida dan penggunaan tenaga kerja yang terampil. Faktor yang tidak mempengaruhi hasil produksi kentang yaitu luas lahan, penggunaan pupuk TSP, NPK. Diketahui bahwa rata-rata RC yaitu 1,5 artinya secara rata-rata budidaya kentang di daerah penelitian layak dilakukan. Kata Kunci Faktor, Produksi, Kentang, Usahatani Amni Zarkasyi RahmanAll disasters experienced by Indonesia in the last years has developed anawareness of the fragility and vulnerability. At this time, the disastermanagement is currently insufficient anymore. The disaster management gain anew dimension with UU 24/ 2007 and followed some related program implemented by BPBD Banjarnegara includes Structuraland Non Structural Mitigation has been completed well. For example, disasterdatabase, installation of Early Warning System EWS, information andsocialization, training and disaster the future, mitigation will be focused on public education. Thegovernment should implement the hazard maps, environmental improvement,evacuation route, installation of low-cost EWS at all location, and relocation. inadditon, whole villages must become village disaster response desa tanggapbencana.Key words landslides; structural mitigation; non structural MubektiLandslide is the main natural disaster in the study area of North Sumedang and South Sumedang sub-districts. The spatial distribution of landslide hazard and risk are not available yet that important for decision making. The aim of research is to providegeographic information system technology for developing a model for landslide hazard mitigation. The results show that a part of the area in the North Sumedang and South Sumedang subdistrict has moderate class covering Ha 65,5% and high landslide hazard is covering Ha 21,67%, low landslide hazard zone = Ha 12,16% and very low landslide hazard 85,69 Ha 0,66%. By combining landslide hazard and property value, a prediction of landslide risk was produced. Despite the majority of the area has low risk class Ha/74,07%, but the highrisk area occurred in minimal places 86,44 Ha/0,67%. This phenomena showed that area with high potential level of landslide hazard is not always having a high value of risk. Since the risk calculation is determined by properties value such asinfrastructure, road network and land use. While the landslide hazardous level is determined by natural factors such as slope, soil type, geology and land is a hydrometeorologycal disaster that usually happens in Indonesia. The purpose of this study was to determine the level of landslide vulnerability in Banjarnegara District. This study employed survey and descriptive quantitative methods by using a formula of landslide vulnerability, with variables natural and management factors. The analysis used in this study was overlaying the predetermined formula and weighting it. The results indicated a variety of vulnerability classes, which were 1 non-vulnerable zone of ha 2 slightly vulnerable zone of 7, ha 3 fairly vulnerable zone of 88, ha 4 vulnerable zone of 10, ha and 5 very vulnerable zone of ha The dominant parameters for landslides in Bajarnegara were rain, geology and regolith. Mitigation techniques employed in those areas should be based on community-self-supporting mitigation through the development of disaster resilient villages. Disaster resilient village is a village that is responsive and can minimize disaster risks through adaptation. Several measures can be done independently autonomously by the community including increase the alertness during rainy period, seal all cracked soil due to the fault movement, and protect the soils through slope stabilization and protection of slopes.Studi Kerentanan Gerakan Massa Batuan dan Daerah Rawan Longsor Lahan di Kabupaten PurworejoSutarno. 2012. Studi Kerentanan Gerakan Massa Batuan dan Daerah Rawan Longsor Lahan di Kabupaten Purworejo. Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi, 92, Perilaku Masyarakat dalam Pengurangan Resiko Bencana Tanah Longsor di Kecamatan Banjarwangu Kabupaten Banjarnegara Jawa TengahJuhadiW SetyaningsihN KurniasariJuhadi, Setyaningsih, W. dan Kurniasari, N. 2016. Pola Perilaku Masyarakat dalam Pengurangan Resiko Bencana Tanah Longsor di Kecamatan Banjarwangu Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah. Jurnal Geografi, 132, Teknologi Sig untuk Pemetaan Tingkat Ancaman Longsor di Kecamatan KejajarS B NugrahaB AkhsinA I BenardiNugraha, S. B., Akhsin, B. dan Benardi, A. I. 2015. Pemanfaatan Teknologi Sig untuk Pemetaan Tingkat Ancaman Longsor di Kecamatan Kejajar, Wonosobo. Jurnal Geografi, 122, 203-221.

ContohExplanation Text Tentang Bencana Alam Tanah Longsor. Explanation text merupakan jenis tulisan yang menjelaskan suatu proses, misalnya proses bekerjanya suatu benda atau terjadinya fenomena alam. Tujuan dibuatnya explanation text adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca terkait suatu proses. Secara kaidah kebahasaan, ada beberapa

Connection timed out Error code 522 2023-06-16 112032 UTC What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d82a9457a681e7d • Your IP • Performance & security by Cloudflare
Groveto Report Second Quarter Fiscal 2022 Financial Results on August 11, 2022 . Acushnet Holdings Corp. Announces Second Quarter 2022 Financial Results . 12 results; next 12 results; Related News Stories JANGAN PERJUDIKAN KEDAULATAN NEGARA UNTUK POPULARITI DIRI. Malaysia Today Explanation text merupakan jenis tulisan yang menjelaskan suatu proses, misalnya proses bekerjanya suatu benda atau terjadinya fenomena alam. Tujuan dibuatnya explanation text adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca terkait suatu kaidah kebahasaan, ada beberapa ciri khas explanation text. Pertama, teks jenis ini menggunakan simple present tense. Alasannya, proses yang dijabarkan adalah fakta. Kemudian, sebuah explanation text juga biasanya menggunakan action voice dalam teks jenis ini digunakan untuk menekankan fokus pada kejadian yang berlangsung. Teks tersebut juga biasanye mengandung istilah-istilah teknis dan frasa kali ini ingin memberikan contoh teks Bahasa Inggris yang menjelaskan tentang proses terjadinya tanah longsor. Baca dan pahami penjelasannya. Kemudian, diskusikan struktur dan isi juga Contoh Explanation Text Tentang Bencana Alam Tornado© PixabayMudslidesA mudslide is a very wet landslide. It is sometimes called a debris flow because this type of landslides carries more than just mud. It is a water-soaked saturated mass of soil and rocks that picks up anything in its and water play a role in causing mudslides. Hurricanes and other severe rain storms produce a lot of water in a short period of time. Soil on a steep slope becomes so wet that it is too heavy to stick to the underlying rock or soil. Gravity pulls the mud down the hill. The saturated soil flows much faster and farther than an ordinary landslide. The debris flow ranges from watery mud to thick, rocky mud that can carry large boulders and happen in places that are hilly or steep. Coastal areas with cliffs weakened by erosion can have mudslides when there is intense rainfall. Droughts, wildfires, and deforestation can destroy vegetation. There is a strong chance that these areas will also have mudslides during and after heavy can have devastating effects on people and landscapes. They bury houses, vehicles, crops, animals, and people. On average, mudslides cause 25 to 50 deaths each year. The tides of mud, tress, and boulders can sweep through villages and towns, destroying the vegetation along the way. When the flows reach flatter ground, the debris spreads over a wide area, sometimes collecting in thick deposits. The mud will stifle any plant and animal life beneath hit by mudslides are often declared disaster areas. Nothing will live there for a long time. A mudslide can leave a deep scar on a mountainside or hillside. This acts as a reminder of potential danger to those who live kamu menceritakan kembali bagaimana tanah longsor itu terjadi? Pelajari setiap kata-kata sulit yang kamu Fraccaro, C. 2008. Dynamic Planets. In Literacy in Action pp. 16-17. Retrieved from mungkin juga suka . Terakhir diupdate 16 Februari 2019 1126 Explanations, ExpositoryFollow Media Sosial Kami Twitter Facebook KiKM.
  • 7282fydikq.pages.dev/131
  • 7282fydikq.pages.dev/185
  • 7282fydikq.pages.dev/306
  • 7282fydikq.pages.dev/300
  • 7282fydikq.pages.dev/258
  • 7282fydikq.pages.dev/92
  • 7282fydikq.pages.dev/286
  • 7282fydikq.pages.dev/337
  • 7282fydikq.pages.dev/200
  • report text about tanah longsor